Cari Blog Ini

Entri Populer

26 Maret 2009

Modifikasi Velg Hornet 125


Mari kita lanjutkan diskusi tentang komponen penting modifikasi, khususnya pada Tiger seperti diskusi kita 1, 2, 3 minggu lalu. Kali ini kita akan mebahas soal velg yang cakep namun tetap fungsional.

Pemilihan velg merupakan salah satu hal yang penting dalam modifikasi, terutama jika dimaksudkan sebagai modif harian. Berbeda dengan modifikasi ekstrim, modif harian menuntut bobot minimal. Semakin ringan semakin baik. Dan, salah satu yang paling penting dipangkas adalah bobot material yang diputar oleh mesin, yang dalam hal ini terutama velg dan ban (belakang).

Saya kebetulan beruntung memperoleh velg Hornet 125 dalam keadaan lengkap. Lalu saya padukan dengan ban yang kira-kira cocok. Seperti ini kesan dan penilaian saya:

KELEBIHAN:

1) Dimensi. Velg Hornet, atau tepatnya NSR Hornet 125 adalah salah satu velg teringan dan terkecil di kelasnya. Ukuran lingkarannya adalah 17 inch dengan rim yang juga tidak terlalu lebar. Dimensinya bisa dibandingkan berikut ini:

Velg

Belakang

Depan

Tiger

2,25 inch

1,25 inch

Hornet:

3,5 inch

2,15 inch

Aprilia RS 125

4 inch

3 inch

Cagiva Mito

4 inch

3 inch

GSX400R

4,5 inch

3,5 inch

Dengan ukuran kecil seperti itu, maka dimensinya kira-kira 2 kali lipat lebar velg dari original Tiger. Seperti hanya naik 1-2 step. Saya sendiri belum pernah menimbang secara serius ketiga jenis velg itu (meski dulu di rumah ada 3 tipe itu). Dengan mengangkat secara manual, saya rasakan memang velg ini lebih ringan dari 2 velg yang lain.

2) Bentuk. Bentuknya aduhai, mungil berpalang 6 yang menjadi ciri khas Honda. Terlihat cantik namun juga menyiratkan kecepatan. Bahkan pabrikan seperti Cagiva dan Aprilia baru belakangan menyadari dan membuat model yang mirip pada Mito 125 dan RS 125 demi memangkas bobot, memperkuat velg, dan mempercantiknya. Sudah menjadi trend belakangan bahwa motor-motor sport pun makin memperbanyak palang. Apalagi di pentas Moto GP, tak ada lagi velg berpalang sedikit. Honda 998cc masih menganut palang 6. Adapun pesaingnya sudah menganut palang 10.

3) Kekuatan. Tidak seperti kebanyakan NSR, tipe Hornet adalah buatan Honda Eropa atau tepatnya Italia. Tidak heran jika velgnya bermerek Grimeca, bukan Enkei atau Asahi (Jepang). Dari sisi kekuatan, tak perlu diragukan. Di samping faktor jumlah palang seperti pada poin di atas, juga merek Grimeca merupakan jaminan mutu. Memang sih jelas masih di bawah kualitas Marchessini yang memang ”for closed circuit only” atau bahasa sederhananya ”hanya untuk balap di sirkuit”. Namun produk Grimeca, seperti juga Brembo, Marzocchi, Ohlins, Asahi, Tokico adalah produk yang digunakan untuk kepentingan sport atau produk terbatas saja. Jadi agak berbeda dengan Enkei, Nissin, dan Showa yang lebih untuk produk massal.

4) Gir Set. Membeli velg ini seperti menjamin velg dan rante. Sebab gir setnya tersedia banyak dari NSR atau Honda Thailand. Minimal tidak sesulit jika menggunakan limbah moge lain. Tanpa perlu ubahan, bisa langsung pasang. Ukuran gir pada velg belakang belakang 39 mata.

NSR menggunakan tipe rante yang sama dengan Tiger 520 dengan panjang dua mata lebih dari Tiger. Namun karena rante diaplikasi pada arm Aprilia yang panjangnya se-Tiger, maka harus dipotong 4-6 mata (dan ini tidak maslah karena NSR maupun Aprilia 125 memang menganut rante model sambung).

5) Penggunaan Ban. Saya menggunakan 160/50 belakang dan 110/70 depan. Belakang BT50 untuk kering dan depan Duro (warisan leluhur, hehehe). Selama ini sudah menghabiskan 2 ban 160 seken dan ban depan belum abis. Profil ban cenderung bulat, gundul, namun lengket dan enak diajak berakselerasi maupun menikung. Pada saat tegak tengah ban hanya bersentuhan dengan aspal selebar kotak korek api, sehingga memungkinkan gesekan yang minim sehingga terasa ringan. Pada saat menikung, permukaan ban yang bersentuhan dengan aspal lebih banyak, sehingga stabil dan aman. Untuk ban depan tidak istimewa. Namun sepanjang masih berkontur bagus, maka tidak akan ada masalah dalam bermanuver.


KEKURANGAN:

1) Estetika. Bagi banyak orang kekurangan terbesarnya adalah pada velg depan yang terlihat kekecilan. Rim 2,15 inch bagaimanapun hanya menampung ban maksimal 110. Lebih dari itu, maka tetap saja kurang sedap dipandang. Padahal bagi yang ingin lebih sangar biasanya menggunakan ban ukuran 120 yang menjadi standar moge sport. Namun Apabila anda memakai ban yang bagus dan berprofil tipis, akan bisa lebih manis dan terlihat lebar.

2) Tarikan. Kombinasi gir membuat akselerasi terasa lebih berat dibanding seandainya velg yang sama memakai ukuran gir lebih besar. Perbandingannya adalah jika gir lebih besar, maka torsinya lebih besar. Namun demikian pada RPM atas, tarikannya sangat bagus dan napasnya panjang. Hanya saja dengan ukuran velg yang kecil dan bobot yang ringan, maka velg ini tentu masih lebih maksimal dibanding velg limbah lainnya. Apalagi jika ada yang mengganti gir setnya dengan perbandingan yang lebih tepat, maka kekurangan ini justru jadi kelebihan.

3) Cakram Kiri. Letak cakram motor ini disebelah kiri. Jadi Bagi yang menebusnya, siap-siap mencari kaliper sebelah kiri. Kecuali motor anda Suzuki thunder 125 dan 250 yang mengaplikasi rem depan sebelah kiri. Jika terpaksa anda membaliknya hanya karena ingin menyesuaikan dengan sok dan kaliper asli, maka putaran palangnya akan seperti mencangkul, tidak lagi seperti kipas yang seturut putaran roda.

Diameter cakramnya 320 memang pakem dan cakep. Namun anda perlu braket yang bagus jika ingin mengaplikasinya dengan bagus pula. Dan bagi yang senang melihat cakram besar ketika motornya di standar samping, maka siap-siaplah kecewa. Letak cakram depan yang berada di sebelah kiri membuat “kelebihannya” tidak lagi menonjol.

PS. Velg Hornet tidak begitu banyak tersedia. Bagi yang kebetulan sudah memperolehnya silahkan disayangi baik-baik. Lepas dari semua kekurangannya, inilah velg terbaik menurut versi saya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar