Cari Blog Ini

Entri Populer

26 Maret 2009

Modif Upsidedown TZR


Saya akan membahas beberapa komponen modifikasi kaki-kaki yang digunakan pada motor ini berdasarkan nomor urut komponen kaki-kaki dalam artikel sebelumnya Classic Tiger: Modificatio Par Exellence. Dengan demikian kita bisa berdiskusi dengan membandingkannya dengan komponen standarnya maupun komponen limbah lain yang kira-kira setara.

Saya fokus pada kaki-kaki, karena—seperti kata banyak teman penggemar modif Tiger—komponen modifikasi di Tiger yang pertama dan utama dibenahi demi meningkatkan gaya dan performa adalah sektor ini. Saya juga akan mengungkap fakta mengenai teknis pemasangan, berikut kondisi limbah baik dan buruknya.

Upsidedown Yamaha TZR

Upsidedown (disingkat USD) satu set yang mencakup fork dan segitiga comotan TZR ini berbobot bersih 17 kg tanpa velg. Jika dibandingkan dengan Aprilia RS 125 dengan bobot bersih 12 kg tanpa velg apalagi dengan fork depan Tiger 10 kg tanpa velg, maka akan terlihat jauh lebih berat. Namun dibandingkan dengan upsidedown CBR, GSXR dan Ninja ZXRR dengan cc 400 yang rata2 seberat 20/kg-an, maka terhitung masih ringan.

Kelebihannya justru pada panjangnya tabung dan as sok.
Menurut perhitungan bro Rizal dari HTML Region Kalimantan:

  • Tinggi USD Yamaha TZR 750 mm
  • Tinggi USD Aprilia RS 125 730 mm
  • Tinggi fork teleskopik Tiger 690-700 mm
  • Jarak main USD Yamaha TZR 70-80 mm
  • Jarak main USD Aprilia RS 125 60-70 mm
  • Jarak main fork teleskopik Tiger 80-110 mm

Maka, kelebihannya pada:
1) Secara teknis, kemampuannya beresonansi yang maksimal karena jarak main yang panjang.

2) Jika dibutuhkan, sok yang panjang berarti bisa diarahkan ke gaya turing (cruser) sejati atau supermoto tanpa harus membeli upsidedown trail yang sangat panjang.

3) Sedianya, upsidedown TZR memakai stang jepit. Dengan sok yang panjang dan stang jepitnya dipasang di atas segitiga (bukan di segitiga seperti Aprilia), maka posisi duduk dan handling ga terlalu membungkuk.

4) Kelebihan lain, batang sok bisa dipertukarkan dari kiri ke kanan dan sebaliknya tergantung posisi cakram dan velg. Dalam kasus motor pada gambar di atas, velg Hornet yang bercakram kiri membuat batang sok dipertukarkan tanpa mengubah sudut centring ban depan.

5) Dari sisi estetika, model tabungnya termasuk lucu. Baik tabung atas maupun bagian paling bawah tempat terpasangnya as roda, terlihat berkontur. Beda dengan Aprilia yang cenderung polos dan kaku.

6) Kelebihan lain apabila kita berhasil menebus yang masih menggunakan cat asli, maka akan kita peroleh sok dgn lapisan cat emas yang benar-benar bermutu. Berbeda dari Aprilia yang emasnya kelihatan pudar, cat emas TZR adalah yang terbaik…

Namun demikian kekurangannya adalah:
1) TZR yang saya pakai cukup keras dan rebound-nya pun demikian.

2) Jarak antar batang sok cukup lebar dan kurang maju ke depan sehingga jarak main stir ketika menikung cukup kalau bukan sangat sempit. Jadi meski dari motor cc 125 (2 tak), namun serasa sok depannya memasang sok moge dengan cc 600 ke atas. Saya tidak sempat mengukur, namun jelas berbeda dengan Aprilia yang jarak tabungnya lebih rapat. Begitu pula segitiga Aprilia lebih maju ke depan sehingga lebih luas lagi ruang putar stang.

3) Kekurangan lain dari segi estetika, jarak yang lebar mengandaikan ban/velg yang lebar pula. sayangnya motor di atas menggunakan velg Hornet yang nota bene velg depannya cuma sebesar 2,25 inch atau sebesar velg belakang Tiger sehingga hingga sektor ban dan arm terlihat kurang pas

4) Saya lupa besar diameter as sok TZR, tapi yang jelas sil as-nya sulit dicari. Saya memiliki koleksi sil upsidedown Aprilia dan CBR/GSX, namun TZR sangat sulit diperoleh. Mungkin ada yang mengatakan gampang, tapi model silnya belum tentu sesuai harapan. Perlu diketahui bahwa sil sok yang bagus mengandaikan presisi. Sil Aprilia dan GSX/CBR menganut sistem teflon/logam berbalut karet luar dan dalam. Dalam kasus TZR, jarang kita peroleh demikian. Kebanyakan sil yang tersedia cuma dibalut karet bagian dalam, yang menempel ke as sok. Adapun bagian luar yang menempel ke tabung, terbuat dari logam. Alangkah gampangnya olie merembes di antara logam jika tidak disertai karet penyekat. Kata mekanik saya, sil semacam itu sebenarnya untuk menahan gemuk (grase), bukan untuk menahan olie. Jadi sebaiknya siap-siap menebus sil sok orisinil yang sepasang harganya sekitar 500 ribu.

5) Sebagai upsidedown penganut cakram tunggal, maka per dalam tabung sok hanya terletak di sebelah kanan (atau lebih tepat disebut yang ada cakramnya). Dan celakanya, sil sebelah kanan yang bercakram inilah yang paling gampang bocor. Karena, ia berfungsi menahan rem lebih banyak. Akibatnya apabila sok bocor, maka stabilitas langsung jauh berkurang dibanding upsidedown yang menganut cakram dobel atau teleskopik (tungal atau dobel cakram). Ini karena rebound sisi sebelah kirinya berlebihan. (Catatan: Karena velg saya Hornet dgn cakram kiri, maka yang dimaksud kanan pada motor aslinya, adalah di kiri di motor saya, yakni mengikuti cakram dgn mempertukarkan posisi tabung sok).

Terlepas kekurangan dan kelebihannya, pada intinya, pemasangan upsidedown TZR apabila kondisnya bagus, maka kuncinya adalah ketepatan dan ketelitian merangkainya pada komstir. Semakin baik, semakin stabil pula pemakaiannya. Jangan lupa pula bahwa bobotnya akan bertambah cukup signifikan dan berpengaruh pada gaya mengendarai motor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar